Di ujung
jalan Ibu Kota
Ia berdiri
di bawah lampu lalu lintas
Ia tegap
menahan beban yang dibawa
Kadang
ia berlari menjajakan barang yang dibawanya
Sejak
pagi ia bergegas menantang jalan Ibu Kota
Tak
pantang dengan panas sinar matahari
Tak
khawatir akan turunnya hujan deras
Ia tetap
tegak bekerja demi hidupnya
Di
tengah kemacetan, bersama jutaan kendaraan
Ia
lakukan tanpa lelah dan mengeluh
Dengan
sabar ia jalankan
Demi
sesuap nasi untuk anak di gendongnya
Ingin
aku membantu dan menyenangkan wanita itu
Tapi apa
daya, aku tak mungkin meninggalkan kewajibanku
Dimanakah
anak-anak wanita itu?
Apakah
hanya anak yang dibawa—satu-satunya anak yang ia punya?
Di ujung
jalan Ibu Kota
Kadang
ia berjalan, kadang ia berlari
Kadang
ia menangis, kadang ia tersenyum
Wanita
tua, meski terlihat lusuh kau sangat bersemangat
-ZAN-
Komentar
Posting Komentar